Selasa, 05 Maret 2013

Surat Tanpa Rindu

Berhubung sedang kecewa dan lelah, aku akan menulis surat ini dengan cepat dan tanpa perasaan.

Kecewa sih, kerja kerasku selama ini tidak terbayar. Kapita.. Oh Kapita…

Surat ini akan aku tulis seperti surat kebanyakan. Pembuka, isi, serta penutup akan aku susun sedemikian rupa supaya surat ini tidak lagi bersirat rindu.

... apa kabarmu ?

Kamu sehat kan? Syukurlah, berarti Tuhan mendengar doaku.

Aku? Aku rasa aku baik-baik saja. Meskipun ini memasuki bulan ke 8 masa penyembuhanku, tapi tiap hari aku harus menahan sakitku dan memakan obat dari dokter. Hemm… bosan juga sih. Aku bahkan tidak tahu kapan aku bisa sembuh.

Hal ini yang membuatku harus menahan setiap rasa cinta yang datang kepadaku. Xixixi.. ga nyambung ya.

Ah, iya. Bagaimana dengan nilai-nilaimu di kampus? Bagaimana dengan persiapanmu menghadapi pkl dan tugas akhir April nanti? Ku dengar tugasmu belum selesai. Aku kecewa tidak bisa membantumu…

Kau tampak lelah dan letih. Kau tahu, disaat kau meminta bantuanku aku siap kapanpun, bahkan untuk mengajarimu sekalipun.

Liburan akhir semester membuat ku jenuh, Ingin rasanya setiap hari ke kampus untuk hanya sekedar melihat senyumanmu.

Ditidurku, aku hanya bisa memimpikanmu... Tanpa bisa mengungkapkan perasaanku padamu..

Sudah lama kita tidak mengobrol tentang pelajaran, tingkah teman-teman di sekolah, maupun hal kecil lainnya. Saat kau duduk disampingku, aku sungguh merasa tenang.

Aku dengar, kau semakin sayang dengan lelakimu. Semoga kalian berdua segera mengucap rindu untuk satu. Aku mendoakan yang terbaik bagi kalian.

Tidak, aku tidak mengganggapnya sebagai celah untuk masuk dalam hidupmu. Kau tidak pernah membukanya. Hati kecilmu sudah penuh akan cinta yang besar kepadanya. Kau betul-betul mencintai lelaki ini. Dan aku, entahlah. Aku masih memimpikanmu.

Baiklah, surat ini aku akhiri saja karena semakin lama, obrolanku semakin tanpa arah. Semoga bahagia ya, seperti senyumanmu.

Ini sudah saatnya ku melupakan semua tentangmu.

Dan tolong tetaplah jaga hatimu. Karena bukan aku yang ada di sisimu. Karena bukan aku simponi rindu lelap tidurmu. Karena bukan aku senja bahagiamu. Karena bukan aku yang sepenuhnya kau cintai.

Tunggu... Sepertinya aku melanggar janji untuk tidak menyiratkan rindu.

Ya sudah.

Aku merindukan kamu.